TIMES BOJONEGORO, JAKARTA – Presiden Argentina Javier Milei resmi menerima pengunduran diri Perdana Menteri Guillermo Francos. Keputusan itu diumumkan melalui pernyataan resmi kantor kepresidenan, Sabtu (30/10/2025).

“Presiden telah menerima pengunduran diri Guillermo Francos sebagai perdana menteri,” demikian bunyi pernyataan yang dikutip dari RIA Novosti.

Dalam keterangan tersebut, Presiden Milei menyampaikan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi Francos selama menjabat. Ia menilai Francos memiliki peran penting dalam menjalankan berbagai reformasi pemerintahan yang tengah digulirkan oleh administrasi Milei.

Sebagai langkah lanjutan, juru bicara kepresidenan, Manuel Adorni, akan resmi dilantik sebagai perdana menteri baru pada Senin mendatang.

“Manuel Adorni akan menggantikannya sebagai perdana menteri baru pada Senin,” kata pernyataan itu.

Kantor kepresidenan menegaskan bahwa pergantian ini dilakukan untuk memperbarui dialog politik nasional dan memperkuat konsolidasi pemerintahan Milei menjelang paruh kedua masa jabatannya.

Langkah reshuffle ini tidak sepenuhnya mengejutkan publik Argentina. Sebelumnya, Presiden Milei memang telah berjanji untuk melakukan perombakan kabinet setelah pemilihan parlemen paruh waktu yang digelar pada 26 Oktober.

Pemilu tersebut menjadi momentum penting bagi Milei dalam memperkuat basis politiknya dan menegaskan arah kebijakan reformasi ekonomi yang dikenal dengan pendekatan libertarian ekstrem.

Guillermo Francos dikenal sebagai salah satu tokoh yang berperan dalam menjembatani hubungan antara pemerintah Milei dan parlemen. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah Argentina meluncurkan serangkaian kebijakan deregulasi dan pengurangan peran negara di sektor publik.

Namun, dinamika politik di Buenos Aires belakangan menunjukkan perlunya penyegaran kabinet. Dengan masuknya Manuel Adorni, yang selama ini menjadi juru bicara dan wajah komunikasi publik pemerintah, Milei tampaknya ingin memperkuat strategi komunikasi sekaligus membuka ruang dialog yang lebih luas.

Langkah ini dinilai sebagai upaya untuk menyeimbangkan tekanan politik dari oposisi serta menjaga stabilitas kebijakan ekonomi yang tengah diuji oleh inflasi tinggi dan resistensi sosial terhadap reformasi radikal.

Dengan penunjukan Adorni, pemerintahan Milei memasuki fase baru yang diharapkan mampu menggabungkan disiplin kebijakan ekonomi dengan pendekatan politik yang lebih adaptif. (*)