TIMES BOJONEGORO, MAJALENGKA – Meski di usianya yang tak muda lagi, namun sejumlah orang lanjut usia di Kampung Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tetap semangat untuk belajar di Sekolah Kampung.

Padahal, rata-rata usia mereka tidaklah muda lagi. Bahkan terdapat seorang peserta yang telah manginjak usia 70 tahun, namun tetap semangat mengenyam pendidikan di Sekolah Kampung yang dikelola oleh salah satu komunitas budaya di desa tersebut.

Sekolah Kampung ini merupakan salah satu wadah untuk memberikan pendidikan kepada para orangtua yang sebagian banyak tidak mengenyam pendidikan formal atau putus sekolah di waktu kecilnya.

Dalam launching perdana pendirian Sekolah Kampung yang dilaksanakan di momen Hardiknas tahun 2025 ini, di sambut antusias oleh warga sekitar. Hal ini dibuktikan banyaknya para orangtua atau manula yang berusia di atas 60 tahun keatas.

Antusias untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Kampung atau sekolah non formal bagi para manula itu, nampak terlihat dari panjangnya antrian di meja pendaftaran siswa baru dengan penuh semangat.

Salah satu siswa, Carti (70) dan suaminya, Yayeng (73) nampak sangat antusias dan menyambut gembira adanya Sekolah Kampung tersebut. 

Menurut Carti, bahwa di sekolah Kampung ini selain menjadi ajang silaturahmi dengan teman-teman seusianya, juga juga akan menambah ilmu yang selama ini dirinya beserta suaminya dalam kesehariannya hanya sebagai petani dan berjualan makanan.

"Dengan ikut menjadi siswa di Sekolah Kampung ini, kita akan menambah pengalaman disamping kesibukan di sela-sela aktivitas sehari harinya di rumah," Kata Carti yang juga diamini suaminya, Yayeng, Jumat (2/5/2025).

Menurut penggagas dan pendiri Sekolah Kampung, Amin Halimin, bahwa Sekolah Kampung ini didirikan sebagai ajang silaturahmi antara masyarakat sekitar dan sekaligus sebagai sarana edukasi masyarakat agar mereka bisa belajar lagi.

"Baik itu belajar tentang ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan umum, sebgai peningkatan sumber daya manusia," ujar Amin Halimin.

Amin menjelaskan, bahwa di Sekolah Kampung ini bisa diikuti oleh warga masyarakat baik yang berada di kampung Kaputren maupun diluar kampung Kaputren yang berusia diatas 60 tahun.

"Nantinya pembelajaran yang akan diberikan antara lain pembelajaran tentang alam, mengenal lingkungan, belajar membaca menulis dan juga berhitung," ucapnya.

Selain itu, mereka juga akan diberikan pembelajaran bahasa asing. Seperi bahasa Arab, Mandarin dan bahasa Inggris oleh para mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang ada di kampung tersebut.

"Bahkan untuk meningkatkan wasasan mereka, kita juga memberikan pembelajaran oleh para guru pengajar yang sengaja didatangkan ke Sekolah Kampung, baik dari kalangan profesi, birokrat dan juga dari kalangan intelektual hingga anggota legislatif," ujarnya.

Sementara khusus untuk dihari pertama pembukaan Sekolah Kampung ini, tidak banyak diberikan materi pembelajaran, seperti layaknya seloah formal biasanya. Diawal pendidilkan para siswa siswi hanya diberikan pengenalan lingkungan belajar.

"Yaitu saling mengenalkan diri antara siswa satu dengan yang lainya serta diberikan pemahaman oleh pengurus dan guru pengajar di Sekolah Kampung yang ada di Kabupaten Majalengka ini, tentang pembelajaran yang akan mereka dapatkan nanti di saat mulai belajar," jelasnya. (*)