TIMES BOJONEGORO, JAKARTA – Rencana Perdamaian Gaza Trump kini menjadi sorotan dunia setelah tahap pertamanya ditandatangani oleh Israel dan Hamas. Kesepakatan ini dianggap sebagai langkah awal yang signifikan dalam menyelesaikan konflik berkepanjangan di Jalur Gaza, sekaligus membuka jalan bagi pembebasan sandera yang telah lama ditahan.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menilai bahwa rencana yang diajukan Presiden AS Donald Trump merupakan pilihan terbaik saat ini karena dapat diterima oleh negara-negara Arab dan “tidak akan ditolak” oleh Israel.
“Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan ‘20 poin’, yang menyebutkan kata ‘kenegaraan’, tetapi semua ini dirumuskan secara umum. Dalam konteks ini, kita hanya berbicara tentang sisa Jalur Gaza. Tepi Barat tidak disebutkan,” ujar Lavrov dalam wawancara proyek Bridges to the East, Rabu (8/10/2025).
Lavrov menambahkan, langkah Trump saat ini adalah yang paling realistis dari sudut pandang penerimaan Arab dan Israel. Ia juga menegaskan bahwa hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
Tahap pertama kesepakatan Gaza yang diusulkan AS diumumkan oleh Presiden Trump melalui platform Truth Social. Menurutnya, kesepakatan ini mencakup pembebasan seluruh sandera dan penarikan pasukan Israel ke garis yang telah disepakati, sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang “kuat, kekal, dan abadi.”
Trump juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh mediator, termasuk Turki, yang telah berperan dalam menengahi perjanjian yang disebutnya sebagai peristiwa bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik pengumuman ini. “Saya menyambut baik perjanjian untuk mengamankan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza, berdasarkan usulan yang diajukan oleh Presiden AS,” ujar Guterres melalui akun resmi di X, Rabu (8/10/2025).
Guterres mengapresiasi upaya diplomatik Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan Turki dalam menengahi terobosan penting ini. Ia juga mendesak semua pihak terkait untuk mematuhi sepenuhnya ketentuan perjanjian, agar perdamaian di Gaza bisa segera terwujud.
Kesepakatan ini menjadi langkah diplomatik penting dalam sejarah konflik Gaza, menegaskan peran aktif Amerika Serikat sebagai mediator sekaligus memberikan harapan baru bagi penyelesaian konflik dan stabilitas regional di Timur Tengah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Rencana Perdamaian Gaza Trump Disambut Positif, Rusia: Buka Jalan Pembebasan Sandera
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Imadudin Muhammad |