TIMES BOJONEGORO, JAKARTA – Polisi Hong Kong telah menangkap tiga pria atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran yang melanda tujuh gedung apartemen bertingkat di distrik Tai Po, Tai Po adalah daerah pinggiran kota di wilayah utara New Territories dekat perbatasan dengan Shenzhen.
Petugas kepolisian Hong Kong berjanji akan mengadakan jumpa pers soal penangkapan tiga orang terjait kebakaran hebat itu. Semula konferensi pers itu dijadwalkan pukul 4.30, tapi kemudian ditunda.
Setidaknya 36 orang tewas dan 279 orang masih hilang akibat kebakaran yang melanda kompleks perumahan di Hong Kong itu. Sejauh ini 900 orang telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
Api dengan cepat menjalar melalui perancah-perancah bambu yang dipergunakan sebagai salah satu sarana renovasi. Gedung-gedung tersebut sedang direnovasi sejak 2024 lalu.
Kebakaran itu terjadi pada Rabu sore di perumahan di distrik Tai Po di Wilayah Baru dan dengan cepat menyebar ke perancah bambu dan jaring konstruksi yang menutupi bagian luar bangunan.
Rekaman video menunjukkan, api dan asap tebal mengepul dari jendela-jendela apartemen di beberapa menara saat hari mulai gelap.
Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kobaran api dari truk tangga sementara pihak berwenang menaikkan status peringatan ke level 5, klasifikasi tingkat keparahan tertinggi.
Dinas Pemadam Kebakaran Hong Kong mengerahkan 128 truk pemadam kebakaran dan 57 ambulans. "Satu petugas pemadam kebakaran termasuk di antara korban tewas, sementara satu lainnya dirawat karena kelelahan akibat panas," ujar Direktur Dinas Pemadam Kebakaran, Andy Yeung.
Polisi menerima beberapa laporan mengenai orang-orang yang terjebak di dalam gedung.
Lo Hiu-fung, anggota Dewan Distrik Tai Po mengatakan kepada stasiun TVB, bahwa sebagian besar yang terjebak diyakini adalah warga lanjut usia. Menurut catatan, kompleks perumahan tersebut terdiri dari delapan blok yang berisi hampir 2.000 apartemen yang menampung sekitar 4.800 orang.
Pejabat distrik membuka tempat penampungan sementara bagi warga yang mengungsi. "Saya sudah tidak memikirkan properti saya lagi," ujar seorang warga yang bermarga Wu kepada TVB. "Melihatnya terbakar seperti itu sungguh membuat frustrasi," katanya.
Perancah bambu masih banyak digunakan di Hong Kong untuk pekerjaan konstruksi dan renovasi. Namun, awal tahun ini pemerintah Hong Kong telah mengumumkan akan mulai menghapuskannya secara bertahap untuk proyek-proyek publik yang menggunakan perancah bambu karena masalah keselamatan.
Dugaan Pekerja Merokok
Berbagai spekulasi mulai bermunculan atas kebakaran yang melanda tujuh gedung apartemen bertingkat di Hong Kong, dan salah satunya adalah adanya dugaan pekerja renovasi yang merokok.
Selain itu juga ada teori yang menyebutkan ketahanan api yang buruk selain dugaan pekerja merokok atas kebakaran fatal di Hong Kong itu.
Bahkan saat kebakaran hebat di Tai Po berkobar hingga dini hari tadi, sejumlah teori bermunculan mengenai kemungkinan penyebab salah satu kebakaran paling mematikan di Hong Kong dalam beberapa dekade terakhir, dengan para ahli dan warga menduga bahwa kombinasi berbagai faktor mungkin menjadi penyebabnya.
Pihak berwenang berjanji untuk menyelidiki penyebab kebakaran mematikan yang mencapai level 5, yakni klasifikasi tingkat ancaman tertinggi, yang merenggut 36 nyawa, 29 orang dirawat di rumah sakit dan 279 lainnya masih hilang itu.
Kecurigaan langsung tertuju pada tingkat ketahanan api perancah, penyebaran cepat puing-puing terbakar yang terbawa angin, dan dugaan merokok yang tidak bertanggung jawab oleh pekerja yang terlibat dalam renovasi besar-besaran perumahan di Tai Po, yang terdiri dari delapan blok setinggi 31 lantai.
Kebakaran itu dimulai di salah satu blok pada Rabu sore dan kemudian dengan cepat menyebar ke tujuh dari delapan menara Wang Fuk Court dalam beberapa jam.
Perancah bambu dan jaring telah menutupi semua blok apartemen yang sedang direnovasi besar-besaran sejak Juli tahun lalu di distrik Tai Po, Wilayah Baru di Hong Kong itu. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tiga Orang Ditangkap Polisi Terkait Terbakarnya Tujuh Gedung Apartemen di Hong Kong
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Ronny Wicaksono |